
Surabaya – Mata uang rupiah menghadapi momen kritis akhir-2025: di satu sisi terselip optimisme dari stimulus fiskal besar-besarannya, namun di sisi lain menghadapi tekanan global dan domestik yang tak bisa diabaikan.
Sejak awal tahun, Bank Indonesia (BI) telah memperlihatkan keseriusan dalam menjaga stabilitas nilai tukar. BI menegaskan siap campur tangan di pasar valuta asing saat rupiah menyentuh level terlemah dalam puluhan tahun pada Maret lalu. Reuters+2Reuters+2
Kemudian, pemerintah meluncurkan paket likuiditas dan stimulus fiskal besar sebagai bagian dari strategi pemulihan — mulai dari injeksi likuiditas senilai Rp 200 triliun yang diumumkan awal Oktober hingga paket bantuan sosial dan subsidi yang berlanjut ke kuartal IV. Reuters+1
Optimisme ini mendorong harapan bahwa ekonomi Indonesia akan tumbuh lebih cepat, sementara rupiah bisa mendapat dukungan dari arus modal masuk dan konsumsi yang meningkat. Namun, kenyataannya rupiah tetap berada dalam posisi “di persimpangan”.
Tekanan datang dari dua arah utama: eksternal dan domestik. Dari sisi eksternal, pelemahan dolar AS dan perubahan arah kebijakan moneter global memengaruhi ekspektasi mata uang global — dan rupiah ikut dalam gelombang itu. Reuters Dari sisi domestik, krisis kepercayaan investor muncul setelah pengunduran mendadak salah satu menteri kunci yang kemudian memicu pelemahan rupiah lebih dari 1 % dalam satu hari. Reuters
BI sendiri mencatat bahwa kurs tetap menjadi “pressure point” utama, mengingat besarnya impor dan kebutuhan pembiayaan eksternal Indonesia. Reuters Maka dari itu kebijakan moneter tak lagi bisa hanya fokus pada penurunan suku bunga — stabilitas eksternal menjadi prioritas.
Bagi pelaku pasar dan investor, tantangannya adalah bagaimana membaca sinyal ini: Apakah ini momentum bagi rupiah untuk menguat bersama pemulihan ekonomi, atau justru fase rawan di mana kegagalan menjaga keseimbangan bisa melahirkan tekanan lebih lanjut? Strategi seperti menjaga likuiditas, memperhatikan eksposur valuta asing, serta memantau paket fiskal dan neraca eksternal menjadi sangat relevan saat ini.
Singkatnya, rupiah berada di persimpangan antara harapan baru dari stimulus fiskal dan risiko lama dari tekanan global. Arah selanjutnya akan sangat tergantung pada bagaimana kebijakan fiskal dan moneter digelar, serta bagaimana pasar global dan domestik merespons.
- Oleh Redaksi BisnisDev -
Referensi
- Reuters. Indonesia’s surprise rate cut, growth gambit put rupiah in crosshairs. 19 Sep 2025. (turn0search4)
- Reuters. Indonesian finance minister’s removal unnerves investors, rupiah sinks. 9 Sep 2025. (turn0search12)
- Reuters. Bank Indonesia to hold rates this week as political shake-up hits... 15 Sep 2025. (turn0search9)
- Reuters. Indonesia central bank holds policy rates to keep rupiah stable. 23 Apr 2025. (turn0search18)
- Reuters. Indonesia finance minister expects growth of 6% after $12 billion liquidity injection. 9 Oct 2025. (turn0news22)
Social Plugin