JAKARTA – Di tengah harapan perbaikan ekonomi dan tekanan eksternal yang masih nyata, pelaku pasar kini menantikan dua hal kunci: langkah dari Bank Indonesia (BI) dan kebijakan cepat dari pemerintah. Tahun 2025 dianggap sebagai tahun transisi yang memerlukan sinyal kebijakan yang jelas agar optimisme bisa tumbuh secara nyata.
Dari sisi moneter, BI meningkatkan frekuensi penurunan suku bunga sepanjang 2024–2025, dengan total penurunan mencapai sekitar 150 basis poin. Namun bank sentral memilih untuk menahan suku acuan baru-baru ini karena kekhawatiran terhadap transmisi kredit yang masih lemah dan tekanan pada nilai tukar rupiah. Reuters+1
Sementara itu, pemerintah telah meluncurkan paket stimulus fiskal baru. Dalam September 2025, pemerintah mengumumkan stimulus senilai sekitar Rp 16,23 triliun yang mencakup bantuan pangan dan program padat karya, dan menyatakan akan memperluas ke 30 juta keluarga di kuartal IV. Reuters+1
Meskipun rangkaian kebijakan terlihat pro-pertumbuhan, pasar masih ragu. Pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal III tercatat sekitar 5,04 % YoY—baik tetapi menunjukkan perlambatan dari kuartal sebelumnya. Reuters+1 Kreditor dan investor asing terus mengawasi kelemahan dalam permintaan domestik dan defisit transaksi berjalan yang masih terbuka.
Dalam kondisi seperti ini, BI dihadapkan pada dilema klasik: mendukung pertumbuhan melalui pelonggaran suku bunga dan likuiditas, atau menjaga stabilitas makro terutama nilai tukar rupiah dan arus modal. Keduanya tak mudah dilebur. Seminar-pasar mencermati bahwa krisis kepercayaan atau fluktuasi tajam kurs bisa memicu “outflow” yang lebih besar dibanding efek stimulus. Reuters
Bagi pelaku pasar, kunci berikut adalah:
- Pantau keputusan BI—apakah langkah pelonggaran berikutnya akan dilakukan, atau BI tetap memprioritaskan stabilitas nilai tukar.
- Amati rincian stimulus fiskal—termasuk penyebaran dana, target penerima, dan dampak terhadap konsumsi dan investasi.
- Jangan abaikan risiko eksternal—perubahan kebijakan moneter global, tekanan ekspor, dan arus modal tetap bisa mendorong volatilitas rupiah dan pasar keuangan.
Singkat kata: tahun 2025 adalah fase transisi di mana sinyal kebijakan akan sangat menentukan arah pasar. Jika BI dan pemerintah dapat menyelaraskan langkah dengan ekspektasi pasar, momentum bisa tercipta untuk rupiah dan pertumbuhan. Namun kegagalan dalam menjaga stabilitas bisa menyebabkan harapan hanya jadi wacana.
- Oleh Redaksi BisnisDev -
Referensi
- Reuters. Indonesia’s surprise rate cut, growth gambit put rupiah in crosshairs. 19 Sep 2025. (turn0search10)
- Reuters. Indonesia central bank surprises with decision hold rates steady. 22 Oct 2025. (turn0search2)
- Reuters. Indonesia unveils economic stimulus package worth 16.23 trillion rupiah. 15 Sept 2025. (turn0search1)
- Reuters. Indonesia to give additional stimulus in Q4, targets 30 million families. 1 Oct 2025. (turn0search3)
- Reuters. Indonesia Q3 GDP growth slows slightly to 5.04% ahead of end-year stimulus measures. 5 Nov 2025. (turn0search6)

Social Plugin